Selamat Datang di Portal Agus Masdika

Cerpen "Pengalaman Mahasiswa Bersama Dosen" Karya Agus Masdika

Cerpen "Pengalaman Mahasiswa Bersama Dosen" Karya Agus Masdika



Pengalaman Mahasiswa Bersama Dosen



      Setelah saya lulus dari SMA Negeri 2 Kundur, banyak sekali pengalaman pahit yang pernah singgah pada diri ini. Pengalaman perjuangan yang sangat dramatis hingga terdampar didaratan dengan lingkungan keguruan dan pendidikan di sebuah PTN yaitu Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Sayangnya bukan pengalaman dramatis itu yang akan saya ceritakan, tetapi hanya pengalaman yang berada di ruang lingkup UMRAH saja.
       Sebenarnya sulit bagi saya untuk menceritakan pengalaman bersama dosen, karena saya tidak terlalu dekat dengan semua dosen yang ada. Apalagi saya di kampus kerjanya hanya datang, duduk, diam, dan tidak aktif. Sungguh sangat sulit bagi saya untuk mendapatkan pengalaman bersama dosen. Mungkin ada sedikit pengalaman – pengalaman tidak terlalu menarik yang akan saya ceritakan.
       Dimulai dari semester I, seorang dosen yang pernah mengampu mata kuliah sejarah sastra. Kebetulan dia adalah Penasihat Akademik saya. Saya mengagumi sifat ramah beliau ketika proses belajar mengajar di kelas. Ia senantiasa ramah dan senyum ketika menghadapi mahasiswanya. Keramahannya tidak hanya berlaku di lingkungan kampus, bahkan di luar kampus beliau sangat ramah dengan senyuman manisnya. Beliau sering menyapa dan menegur mahasiswanya dengan ujaran abang (laki-laki) dan kakak (perempuan). Menurut saya, cara beliau menyapa itu sangat membuat nyaman dihati mahasiswa. Selain itu, mahasiswa akan terasa lebih dekat dan akrab dengan keramahan beliau. Beliau juga memiliki wawasan yang sangat luas ketika dalam proses belajar mengajar.
       Kejadian yang tidak bisa saya lupakan dengan beliau yaitu ketika saya terlambat masuk mengikuti perkuliahan beliau yang dimulai pada pukul 8.00 WIB. Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 8.45 WIB, itu tidak mengurugkan niat saya untuk tidak mengikuti perkuliahan. Dengan rasa malu saya memasuki kelas dan meminta izin kepada beliau untuk dapat mengikuti perkuliahan.
“Permisi Bu, maaf saya terlambat?” ujar Saya.
“Iya Bang, terlambat karena apa? tanya Beliau.
“Saya bangun kesiangan Bu. Apakah saya boleh mengikuti perkuliahan?” ujar Saya.

“Iya boleh. Tapi sebelum duduk abang sebutkan dan jelaskan makna dari sumpah pemuda kepada teman-teman.” jawab Beliau.
       Walaupun banyak kesalahan dalam menyebutkan dan menjelaskan makna dari sumpah pemuda, tetapi beliau tetap tidak marah. Bahkan dengan senang hati beliau membantu mengarahkan kearah yang benar ketika saya salah. Dan akhirnya saya diperbolehkan mengikuti perkuliahan. Saya tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi pada dosen lain, kemungkinan saya tidak diperbolehkan mengikuti perkuliahan.
       Berlanjut ke semester II, saya dipermasalahkan terkait kehadiran mengikuti perkuliahan mata kuliah pendidikan agama. Inilah akibatnya jika kebiasaan di kampus hanya datang, duduk, dan diam. Peristiwa itu terjadi ketika pengambilan nilai praktik akhir sebagai pelengkap nilai UAS yang berlangsung diruang dosen. Sebelumnya selama perkuliahan dikelas saya tidak pernah komunikasi, pada kegiatan praktik itulah pertama kali saya berkomunikasi secara langsung dengan beliau.
Dan kemudian tiba giliran saya praktik.
“Selanjutnya! Sebutkan nama dan nim?” tanya  Beliau dalam keadaan memegang pena dan mata terarah pada buku penilaian.
“Agus masdika, nim 140388201041.” jawab Saya.
Perlahan beliau menegakkan kepala dan menatap saya.  “Loh, Ibu jarang melihat kamu di kelas selama  masa perkuliahan. Selama ini kemana saja kamu?” tanya Beliau dengan mimik wajah penuh tanda tanya.
”Saya hadir terus Bu! Buktinya ada didaftar hadir, coba ibu periksa terlebih dahulu.” jawab Saya dengan keadaan bingung.
“Iya sih tanda tangan kamu ada, tapi baru hari ini ibu melihat kamu. Jangan-jangan kamu  selama ini setelah absen langsung pulang diam-diam atau jangan-jangan kamu sering nitip tanda tangan daftar hadir sama teman ya?” ujar  Beliau dengan penuh keraguan.
“Astagfirullah, sumpah demi Allah! Saya hadir mengikuti perkuliahan didalam kelas sampai selesai Bu! Kalau ibu masih tidak percaya, saya ada saksi atas kehadiran saya selama perkuliahan.” ujar Saya dengan intonasi sedikit melawan beliau.
“Iya sudah, panggil teman mu sekarang.” ujar Beliau dengan intonasi merendah,
       Saya bergegas langsung memanggil ketua tingkat dan beberapa teman lainnya. Mereka mengatakan sesuai dengan kenyataan bahwa saya hadir diperkuliahan beliau hingga selesai. Dengan cara itu, akhirnya beliau percaya dan meminta maaf atas tuduhan yang tidak disengaja itu.
“Ibu minta maaf ya sudah menuduh kamu sembarangan. Makanya ketika ibu mengajar setidaknya kamu harus bersuara sedikit walaupun hanya sesekali.” ujar Beliau dengan intonasi bersahabat.
“Iya Bu, saya juga minta maaf Bu. Ini salah saya juga Bu, saya tidak pernah bersuara selama perkuliahan. Dan saya selalu duduk paling belakang.” ujar Saya dengan keadaan tentram..
Akhirnya masalah itu selesai dan saya melanjutkan praktik penghafalan surat pendek Al-quran.
       Seandainya waktu itu teman saya tidak mau menjadi saksi terkait kehadiran saya, sudah pasti beliau memberi nilai E kepada saya. Dosen pengampu mata kuliah pendidikan agama ini hanya mengenali mahasiswanya yang aktif ketika proses belajar mengajar. Sedangkan yang tidak aktif sulit untuk dikenali beliau. Mungkin dipengaruhi dengan kesibukannya mengajar diberbagai  fakultas, kesibukan menjadi pembimbing KKN, dan kesibukan-kesibukan lainnya. Ditambah lagi cara pengisian daftar hadir mahasiswa hanya dengan mengisi tandatangan buku daftar hadir yang berjalan dari meja ke meja mahasiswa. Beliau sangat jarang sekali melakukan sistem absen panggil. Setelah kejadian itu, beliau sering melakukan absen panggil ketika perkuliahan hampir selesai.

       Sebenarnya masih ada beberapa penggalan paragraf tentang pengalaman saya bersama dosen yang ingin saya tuliskan. Tapi cukup sekian pengalaman saya bersama dosen yang dapat saya sampaikan. Begitulah pengalaman saya yang sangat tidak menarik sekali dipenilaian pembaca. Saya mohon kepada pembaca untuk memeberi kritik dan saran, karena itu sangat berarti bagi pribadi saya dalam berkarya tulis dan lain-lain.
      

Share this post :

Post a Comment

Agusmasdika©. Powered by Blogger.

Statistik Blog

Followers

About Me

My photo
Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Indonesia
Sampai detik ini aku bukan diri ku yang dulu lagi.
 
Support : AgusMasdikaOTM | DownloadRPP | PbsiFkipUMRAH
Copyright © 2015. Sanggar Bahasa dan Sastra Indonesia - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Modified by AgusMasdikaOTM
Proudly powered by Blogger